Kamis, 24 Desember 2009

Enter The World AVATAR

Visual Effect di sepanjang film.

Film…klo kamu bertanya pada aq apa arti sebuah film? Maka aku akan menjawab. Itu adalah sebuah media untuk mewujudkan mimpi. 21 Juli 1969 waktu itu Neil Amstrong menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Bulan (terlepas benar atau tidaknya peristiwa itu terjadi), setelah keberhasilan itu manusia mulai mencari tempat lain untuk di pijak. Kali ini sasarannya adalah planet Mars yg merupakan planet terdekat dengan bumi kita, dan satu-satunya planet yg memungkinkan adanya kehidupan, tapi sampai impian itu belum bisa diwujudkan hanya robot2 dan satelit2 saja yg bisa dikirimkan kesana, para Ilmuwan NASA masih sibuk dengan rumus2 dan perhitungan2 rumit untuk mendaratkan manusia di Mars, tapi nggak butuh waktu lama Antony Hoffman pada tahun 2000 lalu sudah mewujudkan mimpi manusia itu ke dalam sebuah film berjudul Red Planet yang dibintangi oleh Carrie-Anne Moss. Pada tahun 1905 seorang ilmuwan fisika bernama Albert Einstein mengemukakan teorinya tentang Relativitas, konon dari teori relativitas tersebut manusia bisa menjelajah ruang dan waktu dengan leluasa, dan melakukan perjalanan lintas waktu. 104 tahun berlalu dan teori tersebut masih belum bisa dibuktikan kebenarannya, walau secara hitungan matematis hal itu bisa dilakukan tapi toh sampai saat ini para ilmuwan di laboratorium masih berkutat dengan berbagai macam hal rumit untuk mewujudkan impian melakukan perjalan lintas waktu. Tak perlu waktu lama sutradara Simon Well dan Robert Zemekis sudah berhasil mewujudkan impian manusia itu dalam sebuah film “Time Machine” dan “Back To The Future”. Dan kali ini giliran sutradara James Cameron yang mewujudkan mimpinya lewat film “AVATAR”. Pembuatan animasi pulau yang melayang di udara itu benar2 sebuah imajinasi yang keren. Mungkin diantara ada yang pernah memimpikan bagaimana rasany tinggal di sebuah pulau yang mengapung di udara. Jika ya…maka AVATAR sudah mewujudkan mimpi itu dengan sangat apik.

Melihat film ini kita serasa dibawa ke dunia lain, sebuah dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia manusia yang kita tinggali saat ini, sutradara James Cameron menggarap film ini dengan sangat detail bahkan dia sampai membuat bahasa baru, Bahasa Na’Vi yang dipakai oleh bangsa Na’vi dalam film tersebut. James Cameron tidak hanya menciptakan bahasa baru, tapi dia juga berhasil menciptakan sebuah kebudayaan baru dalam film itu. Seperti ketika Neytiri menjelaskan kepada Jack Sully tentang Turok, serta bagaimana mereka berhubungan dengan Alam dan sekitarnya. James Cameron juga membuat karakter2 binatang2 dan tumbuhan baru yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Walau begitu menurutq karakter2 yg dibuat dalam film masih terlalu manusiawi, hal terlihat dari penggambaran karakter cewek dan cowok pada bangsa Na’vi yang masih seperti manusia, pertanyaannya…kenapa penggambaran karakter Alien ato Monster cewek selalu dengan menggambar (maaf) payudara yang lebih besar ketimbang karakter cowok, dan kenapa mereka juga memiliki tubuh yang lebih kecil dari karakter cowoknya. Kalau memang ingin menciptakan suatu dunia yang sama sekali baru seharusnya semua hal2 manusiawi seperti itu ditanggalkan juga. Kemudian bentuk pohon2 yang masih mirip dengan yang ada di bumi, (termasuk pohon bambu yang muncul disitu).

Banyak yang bilang kalau cerita AVATAR ini romantis, terutama kisah percintaan jack Sulli dengan Neytiri… tapi kalau menurutq kisah percintaan ini masih kalah jika dibandingkan dengan Jack Dawson dan Ross dlm film Titanic, dan kalau boleh dibilang cerita di AVATAR ini mengingatkanku pada film “The Last Samurai” (bagi yang udah nonton, ngerasa kayak gitu gak sih…?) tokoh Jack Sulli dalam film itu mirip dengan tokoh Captain Nathan Algren (Tom Cruise) dalam film The Last Samurai. Jack Sulli yang diminta oleh bangsa manusia(dalam film itu disebut sebagai bangsa langit) untuk membujuk bangsa Na’vi agar mau pindah rumah pohon karena di bawah itu terdapat sebuah sumber mineral berharga bernama unobtanium ternyata justru berkhianat dan balik melawan rasnya sendiri, setelah dia ditolong oleh Neytiri yang merupakan bangsa Na,vi. Walau dari segi cerita tergolong biasa, tapi sebenarnya banyak pesan penting yang terkandung di dalam film. Kelakuan bangsa langit yang terobsesi dengan unobtanium yang terkandung di bawah pohon, dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya termasuk dengan cara menghancurkan pepohonan yang pada dasarny jauh lebih berharga ketimbang unobtanium itu sendiri. Hal ini mungkin mengingatkan kita tentang kelakuan kita sendiri yang gemar membabat habis dan tak jarang melakukan perang untuk mendapatkan barang2 mineral di dalam bumi walau kita tahu bahwa emas, minyak bumi, batu bara. Dan berbagai macam mineral lain yang diburu manusia saat ini, tidak ada satupun yang bisa memproduksi Oksigen yang merupakan sumber kehidupan. Tak salah memang jika planet itu diberi nama Pandora, ketika kita mendapatkan unobtanium yang berharga itu memang bisa membuat kita kaya raya, tapi disisi lain penggalian unobtanium di dalam juga mendatangkan malapetaka karena untuk itu berarti kita harus kehidupan kita, dengan menghancurkan lingkungan.

Karakter… dalam film AVATAR ada beberapa karakter yang menurutq kurang digali atau boleh dibilang mendapatkan jatah yang cukup sedikit, padahal karakter2 ini mempunyai peran yang cukup penting dalam film ini. Seperti contoh Parker Selfridge, pada awal2 film karakter ini digambarkan sebagai karakter antagonis yang serakah dan yang paling menginginkan untuk menguasai unobtanium sebanyak mungkin, tapi pada pertengahan akhir karakter justru jarang dimunculkan dan diganti dengan karakter quaritch seorang mariner yang sangat gemar melakukan kekerasan, dan menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Dari segi Visual Effect…jangan ditanya lagi kalau ini, James Cameron menggunakan Vfx gila-gilaan dalam film ini, kita bisa menjumpai vfx ini mulai dari awal film hingga akhir film ini. Film yang menelan biaya kurang lebih $ 500 juta, memakan HDD 1 petabyte (1000 terabyte) untuk menyimpan file vfx-nya…tidak heran jika vfx yg disajikan begitu mengagumkan. Bagi para pecinta vfx sebaiknya jgn nonton film karena bakalan membuat misuh2 gara2 vfx yang keren bgt.

Jumat, 18 Desember 2009

Sang Pemimpi

"Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati"

begitulah quote yang kuambil dari novel "Sang Pemimpi"

hehehe.... setelah lama g nulis di blog, akhirnya aq nulis lg, kli ini mw nge-review film "sang pemimpi" yang kemarin barusan di tonton....ups, bisa2 diamuk org byk nih, klo nyeritain sinopsisnya dari awal sampe akhir. jgn khawatir disini aq g bakal cerita tentang sinopsis, lagian klo ceritanya aja, bagi yg udah baca novelnya pasti udah tw jln ceritanya.

pertama kali tw "Sang Pemimpi" ini gara2 di beritw kakakku, katanya sih bagus novelnya. tp waktu disuruh baca novelnya agak ogah-ogahan gara2 tw klo ini sekuelnya "Laskar Pelangi" "butet dah nih anak, novelnya yg pertama aja blum baca, kok disuruh baca yg kedua, gmn mw nyambung" tapi setelah di baca eehh! ternyata nyambung juga, walaupun yg pertama blum baca, habis itu langsung deh, aq koleksi bukunya. Dan dari keempat bukunya "Laskar Pelangi" buku "Sang Pemimpi" ini yang menurutq paling bagus, dan paling kutunggu-tunggu pembuatan filmnya.

kesan pertama sehabis nonton film ini, aq jd inget ama film animasi "Up"-nya Pixar. Riri Riza benar2 pinter mainin emosi penonton, disatu adegan kita bisa dibuat tertawa terpingkal-pingkal, dan di adegan lainnya kita bisa terharu, dengan perjuangan tokohnya. satu kesan lain dari film ini adalah Riri Riza telah berhasil dengan sukses mengadaptasi sebuah novel ke dalam sebuah film, pdhl bukan suatu hal mudah membuat film yang dibwt berdasarkan novel, bbrp film yg diadaptasi dari novel terbukti menjadi terasa aneh ketika dibuat filmnya. AAC yg di sutradarai Hanung Bramantyo, walaupun bbrp org mengatakan klo filmnya bagus, tp mnrtq Hanung blum bisa mengadaptasi novel tsb dgn baik. DO (Drop Out) film yg diadaptasi dari novel berjudul sama dan disutradarai oleh Winaldha E. Melalatoa ini menurutq adalah yg plg parah, Winaldha tdk hanya kurang bisa mengadaptasi sebuah novel ke dalam sebuah film tapi dia juga justru mengubah cerita dan karakter2 yang sebenarnya pada novelnya sudah kuat bgt. KCB 1&2 (blum nonton jd aq bisa beri komentar apa2). balik lg ke Riri Riza, dalam 2 film "Laskar Pelangi" Riri Riza telah terbukti mampu untuk memvisualisasikan sebuah novel ke dalam suatu film, dia bisa memahami setiap detil dari sebuah novel itu serta mengerti bagian2 mana saja yg penting dari novel untuk divisualisasikan dan bagian2 mana yg tdk perlu untuk divisualisasikan. aq g tw ada hubungannya ato g, tp mungkin gara2 si pembuat novel, sutradara, produser, sampai pemainny sama2 berambut keriting ya, jd mereka bisa sehati waktu bikin film ini, yg Jelas film "Sang Pemimpi" masuk kategori wajib tonton, klo kalian emg seorang pemimpi.

seperti pepatah "tiada gading yang tak retak" begitu juga di film "Sang Pemimpi" ini di balik semua kelebihannya tadi tetap ada kekurangannya, walau menurutq ini adalah kekurangan yang bisa dimaafkan, tidak seperti adegan naik pangkat dalam film "Merah Putih" yg sepertinya benar2 melupakan script continuity. disini aq bisa memaklumi kenapa seorang Riri Riza "terpaksa" harus melakukan kesalahan itu, dan aq yakin Riri Riza juga menyadari kesalahan itu, ini terbukti dengan dia berusaha untuk menyamarkan kesalahannya itu dengan membuat blur gambar tsb. sehingga penonton yg tidak jeli tdk akan tw kesalahannya. Overall dari semua kelebihan dan kekurangan film ini aku memberikan bintang 5 untuk film "Sang Pemimpi". Oh! Iya satu lagi klo biasanya dlm suatu diskusi film selalu ditanyain tentang best moment-nya apa, maka best momentq dlm film ini adalah ketika sang ayah dan ibunya menangis terharu ketika mendapat surat yang memberitahukan bahwa Arai dan Ikal mendapatkan beasiswa ke LN, itu benar2 adegan yg mengharukan juga ketika sang ayah mendapatkan surat kenaikan pangkat salah alamat itu, serta adegan saat sang ayah mengambil Rapor dengan baju safari 4 kantong. Jadi daripada luas aq nulis (karena panjang kali lebar sama dengan luas) mending kamu segera nonton film, g usah nunggu DVD-ny ato bajakannya ato malah nungguin ditayangin di TV. dijamin kamu g bakal kecewa ngeluarin 20rb bwt bli tiket film ini, kecuali waktu adegan film macet gara2 kesalahan operator bioskop....