Jumat, 18 Desember 2009

Sang Pemimpi

"Tanpa mimpi orang seperti kita akan mati"

begitulah quote yang kuambil dari novel "Sang Pemimpi"

hehehe.... setelah lama g nulis di blog, akhirnya aq nulis lg, kli ini mw nge-review film "sang pemimpi" yang kemarin barusan di tonton....ups, bisa2 diamuk org byk nih, klo nyeritain sinopsisnya dari awal sampe akhir. jgn khawatir disini aq g bakal cerita tentang sinopsis, lagian klo ceritanya aja, bagi yg udah baca novelnya pasti udah tw jln ceritanya.

pertama kali tw "Sang Pemimpi" ini gara2 di beritw kakakku, katanya sih bagus novelnya. tp waktu disuruh baca novelnya agak ogah-ogahan gara2 tw klo ini sekuelnya "Laskar Pelangi" "butet dah nih anak, novelnya yg pertama aja blum baca, kok disuruh baca yg kedua, gmn mw nyambung" tapi setelah di baca eehh! ternyata nyambung juga, walaupun yg pertama blum baca, habis itu langsung deh, aq koleksi bukunya. Dan dari keempat bukunya "Laskar Pelangi" buku "Sang Pemimpi" ini yang menurutq paling bagus, dan paling kutunggu-tunggu pembuatan filmnya.

kesan pertama sehabis nonton film ini, aq jd inget ama film animasi "Up"-nya Pixar. Riri Riza benar2 pinter mainin emosi penonton, disatu adegan kita bisa dibuat tertawa terpingkal-pingkal, dan di adegan lainnya kita bisa terharu, dengan perjuangan tokohnya. satu kesan lain dari film ini adalah Riri Riza telah berhasil dengan sukses mengadaptasi sebuah novel ke dalam sebuah film, pdhl bukan suatu hal mudah membuat film yang dibwt berdasarkan novel, bbrp film yg diadaptasi dari novel terbukti menjadi terasa aneh ketika dibuat filmnya. AAC yg di sutradarai Hanung Bramantyo, walaupun bbrp org mengatakan klo filmnya bagus, tp mnrtq Hanung blum bisa mengadaptasi novel tsb dgn baik. DO (Drop Out) film yg diadaptasi dari novel berjudul sama dan disutradarai oleh Winaldha E. Melalatoa ini menurutq adalah yg plg parah, Winaldha tdk hanya kurang bisa mengadaptasi sebuah novel ke dalam sebuah film tapi dia juga justru mengubah cerita dan karakter2 yang sebenarnya pada novelnya sudah kuat bgt. KCB 1&2 (blum nonton jd aq bisa beri komentar apa2). balik lg ke Riri Riza, dalam 2 film "Laskar Pelangi" Riri Riza telah terbukti mampu untuk memvisualisasikan sebuah novel ke dalam suatu film, dia bisa memahami setiap detil dari sebuah novel itu serta mengerti bagian2 mana saja yg penting dari novel untuk divisualisasikan dan bagian2 mana yg tdk perlu untuk divisualisasikan. aq g tw ada hubungannya ato g, tp mungkin gara2 si pembuat novel, sutradara, produser, sampai pemainny sama2 berambut keriting ya, jd mereka bisa sehati waktu bikin film ini, yg Jelas film "Sang Pemimpi" masuk kategori wajib tonton, klo kalian emg seorang pemimpi.

seperti pepatah "tiada gading yang tak retak" begitu juga di film "Sang Pemimpi" ini di balik semua kelebihannya tadi tetap ada kekurangannya, walau menurutq ini adalah kekurangan yang bisa dimaafkan, tidak seperti adegan naik pangkat dalam film "Merah Putih" yg sepertinya benar2 melupakan script continuity. disini aq bisa memaklumi kenapa seorang Riri Riza "terpaksa" harus melakukan kesalahan itu, dan aq yakin Riri Riza juga menyadari kesalahan itu, ini terbukti dengan dia berusaha untuk menyamarkan kesalahannya itu dengan membuat blur gambar tsb. sehingga penonton yg tidak jeli tdk akan tw kesalahannya. Overall dari semua kelebihan dan kekurangan film ini aku memberikan bintang 5 untuk film "Sang Pemimpi". Oh! Iya satu lagi klo biasanya dlm suatu diskusi film selalu ditanyain tentang best moment-nya apa, maka best momentq dlm film ini adalah ketika sang ayah dan ibunya menangis terharu ketika mendapat surat yang memberitahukan bahwa Arai dan Ikal mendapatkan beasiswa ke LN, itu benar2 adegan yg mengharukan juga ketika sang ayah mendapatkan surat kenaikan pangkat salah alamat itu, serta adegan saat sang ayah mengambil Rapor dengan baju safari 4 kantong. Jadi daripada luas aq nulis (karena panjang kali lebar sama dengan luas) mending kamu segera nonton film, g usah nunggu DVD-ny ato bajakannya ato malah nungguin ditayangin di TV. dijamin kamu g bakal kecewa ngeluarin 20rb bwt bli tiket film ini, kecuali waktu adegan film macet gara2 kesalahan operator bioskop....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar